12/08/2008

Workshop Indikasi Geografi Kopi di Sumut



WORKSHOP PENGEMBANGAN INDIKASI GEOGRAFI KOPI ARABIKA
Parrona Indah Hotel, Siborong–Borong, 1 Desember, 2008
Berristera Hotel, Sidikalang, 2 Desember, 2008
Grand Antares Hotel, Medan, 4 Desember, 2008

Untuk menghindari intervensi dari pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kekayaan dan hak intelektual dari letak geografis perkebunan kopi arabika khususnya di Sumatera Utara dan umumnya di Indonesia. Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) membantu pembuatan peta batas-batas yang jelas atas perkebunan kopi arabika yang diakui secara hukum dan mendapat persetujuan dari pemerintah setempat, pelaku dunia usaha kopi Arabika, serta pihak lainnya yang terkait.
Acara disponsori oleh AKSI dan dihadiri langsung oleh Bpk. Edi Susmadi (Direktur Eksekutif AKSI). Nara Sumber Workshop di Sumut adalah Mr. Dieter Fischer dari Amarta (USAID) dan Mr. Eduardo Bault sebagai Konsultan Pemetaan Kopi Arabika Indonesia.
Siborong-borong
Tanggal 1 Desember 2008 ini di Hotel Parrona Indah, Siborong–Borong selama sehari penuh diselenggarakan Workshop dengan judul tsb diatas. Telah hadir para pemangku kepentingan, yaitu Instansi terkait, tokoh masyarakat/ ulama, dan terutama perwakilan petani kopi. Peserta tsb berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan dan Toba Samosir. Diskusi cukup hangat karena masalah kerancuan pemerian nama Kopi Lintong selama ini. Pedagang mengeluhkan sulitnya membatasi lintas daerah dengan kopi yang berasal dari daerah lain, Sidikalang misalnya. Ini berbeda dengan Bali Kopi Kintamani yang memang terbatas lintas keluar masuk dari daerah lain.
Telah dirumuskan ketentuan penggunaan nama Kopi Lintong, khususnya untuk kopi arabika adalah mencakup kopi yang berasal dari Kab. Taput, Humbahas dan Toba Samosir.
Sidikalang
Tanggal 2 Desember 2008 ini di Hotel Berristera Sidikalang selama sehari penuh diselenggarakan dengan judul diatas. Dengan kehadiran para pemangku kepentingan, yaitu Instansi pemerintah terkait, tokoh masyarakat/ulama, dan terutama perwakilan petani kopi, maka telah dirumuskan ketentuan penggunaan nama Kopi Sidikalang, khususnya untuk kopi arabika.
Hadir pada pertemuan tsb perwakilan dari Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Karo, dan Simalungun.
Secara khusus telah dideklarasikan agar nama Kopi Sidikalang mencakup kopi yang diproduksi dari Dairi dan Pakpak Bharat.
RESUME
Dairi dan Pakpak Bharat memang menghasilkan kopi arabika puluhan ton setiap bulan akan tetapi pada perdagangan dunia kopi tsb diberi merek kopi dari daerah lain, yaitu Sumatra Mandheling dan Kopi Lintong. Nama KOPI SIDIKALANG hanya buah bibir di Indonesia hingga ke mancanegara. Penduduk Dairi tidak pernah merasakan manfaat ekonomi penggunaan nama tsb. Bahkan banyak pengusaha di luar Dairi mencatumkan nama/merek Kopi Sidikalang pada produknya tanpa menggunakan bahan baku kopi dari Dairi. Ini fakta yang harus kita luruskan kembali.
Grand Antares, Medan
Workshop di Medan dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah terkait, eksportir/badan usaha kopi, dan para akademisi dari perguruan tinggi.
Keseluruhan rangkaian Workshop, penulis blog ini sebagai pembawa acara, telah berhasil membuat peta awal sebagai bahan pembuatan PETA IG Kopi Arabika di Sumatera Utara. Semoga Peta tsb dapat segera diselesaikan sehingga menjadi bahan bagi Para Bupati di Provinsi Sumatera Utara untuk membuat Keputusan lebih lanjut berdasarkan PP tentang IG yg telah diundangkan.
Foto penyelenggara dan Nara Sumber, berdiri dari kiri berurutan ke kanan Resianri Triane, Eduardo Bault, John M. Siantri, Dieter Fischer, Edi Susmadi

Tidak ada komentar:

Selamat Datang di Tanah Harapan .... Dairi ..... Daerah yg Terkenal dgn Kopi Sidikalang

Dairi terkenal sebagai Tanah Harapan. Di Sidikalang, ibukota Kabupaten Dairi tergambar asal dari para perantau yang datang ke daerah ini. Gambaran pluralnya Dairi adalah Taman Wisata Iman.