8/16/2008

Kunjungan Japan Coffee Roasters Association (2)


Penyerahan cendera mata kepada tamu dari  Japan Coffee Roasters Association. Mereka dengan sukacita menerima kenangan dan oleh-oleh Kopi Sidikalang dari Pemkab Dairi sebagai Tuan Rumah.

Japan Coffee Roasters Association


Japan Coffee Roasters Association mengunjungi Dairi pada awal tahun ini (22 Jan '08). Paling kanan adalah Mr. Yoshio Suzuki.

Kunjungan mereka untuk melihat bagaimana budidaya kopi dilakukan di Dairi dan kabupaten lain di Sumut.

Mereka terkesan dengan keramahtamahan penyambutan dengan Tari Tradisional di Balai Budaya Sidikalang.

8/15/2008

Data Serangan PBKo di Dairi Mei 2007

Inilah keadaan SERANGAN PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) DI KABUPATEN DAIRI PADA BULAN MEI 2007. Pengambilan sampel dan Analisa mutu biji kopi dilakukan oleh Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara (sekarang Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumut)

No Jenis Kopi Lokasi Desa/Kecamatan Serangan PBKo (%) Keterangan
1    Arabika     Sitinjo/Sidikalang             30,97                         Kulit Tanduk
2    Robusta    Sitinjo/Sidikalang             31,66                          Biji Kering
3    Arabika    Berampu/Sidikalang        26,64                          Kulit Tanduk
4    Arabika    Hutarakyat/Sidikalang    23,70                          Kulit Tanduk
5    Arabika    Batukapur/Sidikalang      21,99                          Kulit Tanduk
6    Arabika    Hutarakyat/Sidikalang    25,16                          Buah Basah
Rata-rata                                                    26,69 
Data Serangan PBKo pada tahun 2008 ini (Juli-dstnya) akan segera kami sajikan. Pengamatan mulai Juli 2008 bekerja sama dengan SCAI.

8/10/2008

Senyum Cerah di Pondok Petani


Photo bersama Petani, Peneliti dari Puslitkoka, dan Staf Dishutbun Dairi (Juli 2008).

Senyum cerah di pondok petani di tengah kebun kopi Dairi yang asri. Pemilik kebun ini adalah Kel. Simatupang(Alm.)/br. Malau. Anaknya, kedua dari kiri, adalah generasi penerus. Tanaman kopi keluarga ini termasuk yang terbaik di Dairi. Luas kebun kopi sekitar 3 ha. Beliau lbh mengandalkan pupuk organik untuk pertanaman kopinya. 

8/06/2008

Penulis Blog ini di tengah Kebun Kopi Sidikalang



Sekarang saya masih hanya bisa memandang jauh ke depan akan nasibnya kopi sidikalang. Nanti 2-5 tahun lagi baru tersenyum lepas.
Terlalu banyak masalah pada tanaman kopi di Kab Dairi yang masih memberatkan petani kopi sidikalang yang dulu terkenal itu. Masalah yang berat antara lain: Tanaman kopi tanpa pelindung, Hama PBKo, Pennyakit Nematoda, Penggerek Batang dan Cabang, Tanpa Kompos, dlllllll.

BAPAK R.W. SIHOTANG - Cerita Sukses Petani Dairi-


Artikel ini adalah tulisan kami pada Kolom Sukses Tani Dairi Pers, bulan Maret '08 lalu.

Bapak yang satu ini kami kagumi sejak pertama berjumpa pada tahun lalu. Beliau bernama Robertus W. Sihotang, bertempat tinggal di Desa Bangun I Kecamatan Parbuluan Kab. Dairi. Pada Tahun 1993 beliau pernah selama 1 tahun belajar tanaman kopi, khususnya arabika, di Negara Kostarika, Benua Amerika yang jauh disana. Untung ada Lembaga Latihan Pertanian Kabanjahe yang mengirim beliau kesana. Beliau sekarang berumur 50 tahun. Waktu beliau ke Kostarika 15 tahun lalu masih berumur 35 tahun.
Pada kunjungan Tim dari Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian sampai terkagum-kagum dengan usaha tani beliau sebagaimana terlihat pada foto.
Hal-hal penting yang beliau pelajari secara praktek dan teori disana telah diterapkan sejak kepulangannya kembali ke Dairi. Beberapa hal baru yang telah diterapkannya akan kami sajikan disini.
Varitas Kopi Katimor
Menyadari kekurangan jenis kopi unggul di Sumatera Utara maka Pak Hotang menanam varitas kopi Katimor yang asli dari Kostarika. Sepanjang pengamatan penulis yang sudah beberapa kali melakukan riset Kopi Gayo Aceh Tengah, maka jenis kopi yang ditanam beliau termasuk lebih asli daripada varitas Katimor di Aceh Tengah.
Ukuran biji kopi hasil produksi Pak Hotang lebih seragam besarnya. Produksi per ha juga rata-rata lebih tinggi dari petani Aceh Tengah apalagi dibanding kopi dari sekitar Dairi.
Tanaman Kopi 2 Batang per Lubang
Tanaman kopi Pak Hotang ini agak lain dari tanaman kopi biasa. Kalau kita lihat sekilas maka satu lubang tanaman tumbuh 2 batang kopi yang sangat produktif. Upaya produktivitas lebih tinggi lebih tinggi ini dilakukan dengan memelihara 2 tunas sejak tanaman masih muda.
Jika tanaman telah berumur 8-10 tahun dan produktivitas mulai menurun maka beliau akan memotong batang dari pangkal satu baris selang-seling. Dua tunas baru yang terbaik dari pohon yang dipotong akan dipelihara hingga produktif. Paling lambat 2 tahun kemudian baris yang masih tinggal belum dipotong akan dipotong lagi. Selama masa penyegaran tanaman ini produksi kopi masih bisa mencukupi.
Pupuk Kandang
Pemupukan kopi oleh Pak Hotang lebih banyak mengandalkan pupuk kandang. Hewan ternak sedang sengaja dipelihara di tengah-tengah kebun kopi dekat rumahnya. Pak Hotang tidak perlu jauh-jauh mengangkut kompos dari ternaknya ke sekitar batang kopi.
Manfaat lain pupuk kompos tersebut adalah Pak Hotang tidak terlalu pening dengan kenaikan harga pupuk kimia akhir-akhir ini. Dan perkembangan serangan nematoda tidak terlalu berat dibanding petani lain sekitarnya.
Bibit Kopi Tahan Nematoda
Penulis berdiskusi dengan Pak Hotang pada tahun lalu tentang kopi meranggas akibat serangan nematoda akar. Menyadari tingginya serangan nematoda di sekitar Dairi maka beliau lebih serius mengembangkan bibit sambungan kopi tahan nematoda. Batang bawah digunakan kopi tahan nematoda dan batang atas adalah kopi arabika varitas Katimor.
Sepanjang pengamatan penulis yang baru-baru ini mengunjungi usaha tani beliau bersama-sama Tim dari Ditjen Perkebunan, maka bibit yang dihasilkan telah memiliki syarat untuk bibit tahan nematoda dan produktivitas sangat tinggi. Harga bibit yang beliau tawarkan juga masih wajar dibanding manfaat produksi dan ketahanan terhadap hama penyakit. Harga bibit dari beliau hanya Rp. 5.000,- per batang saat ini. Beliau memiliki stok bibit yang lumayan banyak. Jika belum mencukupi untuk petani maka peminat diharapkan sabar menunggu dengan memberikan uang panjar sesuai jumlah pesanan.
Penutup
Beberapa tahun lalu Bapak R.W. Sihotang pernah diusulkan menjadi KTNA Kab. Dairi tetapi beliau menolaknya karena beberapa alasan. Beliau juga mengakui bahwa peranan penyuluh di Kabupaten Dairi masih sangat kurang, walaupun demikian beliau dengan senang hati akan menerima kunjungan kawan-kawan sesama petani dan tamu yang ingin diskusi dan belajar.
Masalah yang beliau hadapi dalam pengembangan usaha tani diantaranya adalah kurangnya tenaga kerja dan kegiatan bersama kelompok tani di sekitarnya. Keberhasilan beliau perlu kita syukuri dan pelajari, dan masalah yang dihadapi beliau perlu kita renungkan bersama.
Beberapa petani Dairi dan Sekitarnya yang sukses dan yang berupaya untuk sukses akan kami sajikan secara berselang-seling dengan artikel pertanian dan pedesaan mulai edisi ini.
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.

Peneliti Diskusi dgn Petani Kopi Dairi


Para Peneliti dari Puslitkoka dengan serius berdiskusi dgn Bapak Robertus W Sihotang, salah seorang petani agribisnis kopi Dairi yang tergolong sukses. Pak Sihotang ini pernah 1 tahun di Costarica belajar ttg kopi. Klop-lah diskusi dgn Pak Dar dan Ibu Lupi yang memang para pakar kopi.
Pak Dar menunjukkan teknik sambungan yang lebih efisien dan efektif untuk memperoleh kopi tahan nematoda.

Pengembangan Metoda Pengamatan PBKo


Pada Foto ini terlihat adek-adek generasi penerus yang sedang mengembangkan metode pengamatan untuk PBKo. Mereka para anak muda yang lebih gesit dari kami para pendahulunya. Dengan analisa dan pengembangan yang mereka lakukan, semoga metode pengamatan PBKo dapat lebih baik lagi.
Saya dengan senang hati mendukung mereka. Dari kiri ke kanan: Emanuel Sinuraya, Ida Roma dan Yenny Asmar.

Selamat Datang di Tanah Harapan .... Dairi ..... Daerah yg Terkenal dgn Kopi Sidikalang

Dairi terkenal sebagai Tanah Harapan. Di Sidikalang, ibukota Kabupaten Dairi tergambar asal dari para perantau yang datang ke daerah ini. Gambaran pluralnya Dairi adalah Taman Wisata Iman.