Artikel ini adalah tulisan kami pada Kolom Sukses Tani Dairi Pers, bulan Maret '08 lalu.
Bapak yang satu ini kami kagumi sejak pertama berjumpa pada tahun lalu. Beliau bernama Robertus W. Sihotang, bertempat tinggal di Desa Bangun I Kecamatan Parbuluan Kab. Dairi. Pada Tahun 1993 beliau pernah selama 1 tahun belajar tanaman kopi, khususnya arabika, di Negara Kostarika, Benua Amerika yang jauh disana. Untung ada Lembaga Latihan Pertanian Kabanjahe yang mengirim beliau kesana. Beliau sekarang berumur 50 tahun. Waktu beliau ke Kostarika 15 tahun lalu masih berumur 35 tahun.
Pada kunjungan Tim dari Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian sampai terkagum-kagum dengan usaha tani beliau sebagaimana terlihat pada foto.
Hal-hal penting yang beliau pelajari secara praktek dan teori disana telah diterapkan sejak kepulangannya kembali ke Dairi. Beberapa hal baru yang telah diterapkannya akan kami sajikan disini.
Varitas Kopi Katimor
Menyadari kekurangan jenis kopi unggul di Sumatera Utara maka Pak Hotang menanam varitas kopi Katimor yang asli dari Kostarika. Sepanjang pengamatan penulis yang sudah beberapa kali melakukan riset Kopi Gayo Aceh Tengah, maka jenis kopi yang ditanam beliau termasuk lebih asli daripada varitas Katimor di Aceh Tengah.
Ukuran biji kopi hasil produksi Pak Hotang lebih seragam besarnya. Produksi per ha juga rata-rata lebih tinggi dari petani Aceh Tengah apalagi dibanding kopi dari sekitar Dairi.
Tanaman Kopi 2 Batang per Lubang
Tanaman kopi Pak Hotang ini agak lain dari tanaman kopi biasa. Kalau kita lihat sekilas maka satu lubang tanaman tumbuh 2 batang kopi yang sangat produktif. Upaya produktivitas lebih tinggi lebih tinggi ini dilakukan dengan memelihara 2 tunas sejak tanaman masih muda.
Jika tanaman telah berumur 8-10 tahun dan produktivitas mulai menurun maka beliau akan memotong batang dari pangkal satu baris selang-seling. Dua tunas baru yang terbaik dari pohon yang dipotong akan dipelihara hingga produktif. Paling lambat 2 tahun kemudian baris yang masih tinggal belum dipotong akan dipotong lagi. Selama masa penyegaran tanaman ini produksi kopi masih bisa mencukupi.
Pupuk Kandang
Pemupukan kopi oleh Pak Hotang lebih banyak mengandalkan pupuk kandang. Hewan ternak sedang sengaja dipelihara di tengah-tengah kebun kopi dekat rumahnya. Pak Hotang tidak perlu jauh-jauh mengangkut kompos dari ternaknya ke sekitar batang kopi.
Manfaat lain pupuk kompos tersebut adalah Pak Hotang tidak terlalu pening dengan kenaikan harga pupuk kimia akhir-akhir ini. Dan perkembangan serangan nematoda tidak terlalu berat dibanding petani lain sekitarnya.
Bibit Kopi Tahan Nematoda
Penulis berdiskusi dengan Pak Hotang pada tahun lalu tentang kopi meranggas akibat serangan nematoda akar. Menyadari tingginya serangan nematoda di sekitar Dairi maka beliau lebih serius mengembangkan bibit sambungan kopi tahan nematoda. Batang bawah digunakan kopi tahan nematoda dan batang atas adalah kopi arabika varitas Katimor.
Sepanjang pengamatan penulis yang baru-baru ini mengunjungi usaha tani beliau bersama-sama Tim dari Ditjen Perkebunan, maka bibit yang dihasilkan telah memiliki syarat untuk bibit tahan nematoda dan produktivitas sangat tinggi. Harga bibit yang beliau tawarkan juga masih wajar dibanding manfaat produksi dan ketahanan terhadap hama penyakit. Harga bibit dari beliau hanya Rp. 5.000,- per batang saat ini. Beliau memiliki stok bibit yang lumayan banyak. Jika belum mencukupi untuk petani maka peminat diharapkan sabar menunggu dengan memberikan uang panjar sesuai jumlah pesanan.
Penutup
Beberapa tahun lalu Bapak R.W. Sihotang pernah diusulkan menjadi KTNA Kab. Dairi tetapi beliau menolaknya karena beberapa alasan. Beliau juga mengakui bahwa peranan penyuluh di Kabupaten Dairi masih sangat kurang, walaupun demikian beliau dengan senang hati akan menerima kunjungan kawan-kawan sesama petani dan tamu yang ingin diskusi dan belajar.
Masalah yang beliau hadapi dalam pengembangan usaha tani diantaranya adalah kurangnya tenaga kerja dan kegiatan bersama kelompok tani di sekitarnya. Keberhasilan beliau perlu kita syukuri dan pelajari, dan masalah yang dihadapi beliau perlu kita renungkan bersama.
Beberapa petani Dairi dan Sekitarnya yang sukses dan yang berupaya untuk sukses akan kami sajikan secara berselang-seling dengan artikel pertanian dan pedesaan mulai edisi ini.
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Pada kunjungan Tim dari Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian sampai terkagum-kagum dengan usaha tani beliau sebagaimana terlihat pada foto.
Hal-hal penting yang beliau pelajari secara praktek dan teori disana telah diterapkan sejak kepulangannya kembali ke Dairi. Beberapa hal baru yang telah diterapkannya akan kami sajikan disini.
Varitas Kopi Katimor
Menyadari kekurangan jenis kopi unggul di Sumatera Utara maka Pak Hotang menanam varitas kopi Katimor yang asli dari Kostarika. Sepanjang pengamatan penulis yang sudah beberapa kali melakukan riset Kopi Gayo Aceh Tengah, maka jenis kopi yang ditanam beliau termasuk lebih asli daripada varitas Katimor di Aceh Tengah.
Ukuran biji kopi hasil produksi Pak Hotang lebih seragam besarnya. Produksi per ha juga rata-rata lebih tinggi dari petani Aceh Tengah apalagi dibanding kopi dari sekitar Dairi.
Tanaman Kopi 2 Batang per Lubang
Tanaman kopi Pak Hotang ini agak lain dari tanaman kopi biasa. Kalau kita lihat sekilas maka satu lubang tanaman tumbuh 2 batang kopi yang sangat produktif. Upaya produktivitas lebih tinggi lebih tinggi ini dilakukan dengan memelihara 2 tunas sejak tanaman masih muda.
Jika tanaman telah berumur 8-10 tahun dan produktivitas mulai menurun maka beliau akan memotong batang dari pangkal satu baris selang-seling. Dua tunas baru yang terbaik dari pohon yang dipotong akan dipelihara hingga produktif. Paling lambat 2 tahun kemudian baris yang masih tinggal belum dipotong akan dipotong lagi. Selama masa penyegaran tanaman ini produksi kopi masih bisa mencukupi.
Pupuk Kandang
Pemupukan kopi oleh Pak Hotang lebih banyak mengandalkan pupuk kandang. Hewan ternak sedang sengaja dipelihara di tengah-tengah kebun kopi dekat rumahnya. Pak Hotang tidak perlu jauh-jauh mengangkut kompos dari ternaknya ke sekitar batang kopi.
Manfaat lain pupuk kompos tersebut adalah Pak Hotang tidak terlalu pening dengan kenaikan harga pupuk kimia akhir-akhir ini. Dan perkembangan serangan nematoda tidak terlalu berat dibanding petani lain sekitarnya.
Bibit Kopi Tahan Nematoda
Penulis berdiskusi dengan Pak Hotang pada tahun lalu tentang kopi meranggas akibat serangan nematoda akar. Menyadari tingginya serangan nematoda di sekitar Dairi maka beliau lebih serius mengembangkan bibit sambungan kopi tahan nematoda. Batang bawah digunakan kopi tahan nematoda dan batang atas adalah kopi arabika varitas Katimor.
Sepanjang pengamatan penulis yang baru-baru ini mengunjungi usaha tani beliau bersama-sama Tim dari Ditjen Perkebunan, maka bibit yang dihasilkan telah memiliki syarat untuk bibit tahan nematoda dan produktivitas sangat tinggi. Harga bibit yang beliau tawarkan juga masih wajar dibanding manfaat produksi dan ketahanan terhadap hama penyakit. Harga bibit dari beliau hanya Rp. 5.000,- per batang saat ini. Beliau memiliki stok bibit yang lumayan banyak. Jika belum mencukupi untuk petani maka peminat diharapkan sabar menunggu dengan memberikan uang panjar sesuai jumlah pesanan.
Penutup
Beberapa tahun lalu Bapak R.W. Sihotang pernah diusulkan menjadi KTNA Kab. Dairi tetapi beliau menolaknya karena beberapa alasan. Beliau juga mengakui bahwa peranan penyuluh di Kabupaten Dairi masih sangat kurang, walaupun demikian beliau dengan senang hati akan menerima kunjungan kawan-kawan sesama petani dan tamu yang ingin diskusi dan belajar.
Masalah yang beliau hadapi dalam pengembangan usaha tani diantaranya adalah kurangnya tenaga kerja dan kegiatan bersama kelompok tani di sekitarnya. Keberhasilan beliau perlu kita syukuri dan pelajari, dan masalah yang dihadapi beliau perlu kita renungkan bersama.
Beberapa petani Dairi dan Sekitarnya yang sukses dan yang berupaya untuk sukses akan kami sajikan secara berselang-seling dengan artikel pertanian dan pedesaan mulai edisi ini.
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
2 komentar:
Bagaimana dengan oknum yang berinisial SR yang mengambil keuntungan pribadi dengan membawa-bawa nama " Masyrakat Petani Kopi Dairi " dalam iklan produk olahan kopi yang di produksi perusahaannya. padahal sampai detik ini kontribusinya untuk petani Kopi Dairi adalah nihil. Apakah ini harus di biarkan terus.
Itulah yg memang mengecewakan kami. Oknum tsb dipercaya pula oleh para birokrat pusat dan daerah utk mengurus indikasi geografis Kopi Sidikalang.
Akhirnya saya lebih baik mundur dan berkarya dari bawah.
Api akan menguji apakah loyang atau emas? Saya lebih baik berbuat hal2 nyata daripada berkoar-koar kemana-mana.
Trims atas tanggapannya, Silih.
Posting Komentar